
Triple Entry Accounting versi Ijiri dan Grigg
Sistem akuntansi keuangan yang berlaku saat ini berpijak pada sistem pembukuan berpasangan (double entry bookkeeping/DEB) dan berpedoman pada Aturan Debit Kredit. DEB telah menjadi sistem yang sangat kuat dan bertahan selama lebih dari 500 tahun. Namun seiring berjalannya waktu, muncul isu terkait kepercayaan dan transparansi terhadap sistem DEB, sehingga muncul gagasan Triple Entry Accounting (TEA). TEA pertama kali digaungkan oleh Yuji Ijiri seorang profesor Akuntansi di tahun 1982. 23 tahun kemudian, tepatnya tahun 2005, Ian Grigg seorang ahli kriptografi menawarkan konsep TEA dalam format berbeda. Perbedaan kedua konsep ini melahirkan penelitian-penelitian TEA dengan kecenderungan yang beragam. Menariknya, isu TEA tidak hanya menjadi concern akademisi akuntansi, tetapi juga akademisi nonakuntansi dengan berbagai latar belakang keilmuan. Riset ini melakukan tinjauan sistematis dan analisis konten terhadap 60 artikel riset TEA yang terbit dari 2005 hingga 2024 yang ditulis oleh para akademisi. Menggunakan teori q-r (Ellison, 2002), penelitian ini mengeksplorasi keberpihakan akademisi terhadap TEA ditinjau dari domain pengetahuan yang dimiliki. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar akademisi, bahkan akademisi akuntansi sekalipun, cenderung mendukung gagasan awal TEA dari Grigg yang notabene adalah individu yang bukan berlatarbelakang keilmuan akuntansi. Riset lebih lanjut diperlukan untuk menemukan peluang pengintegrasian kedua gagasan dari ahli dengan dua latar belakang yang berbeda ini.